“INSPIRING WORDS FOR WRITERS” REVIEW
10.53
Hambatan saya kali ini dalam
membuat postingan blog adalah pembendaharaan kata. Saya sering bingung untuk
mengungkapkan apa yang saya rasakan dalam kata-kata karena kata-kata yang saya
miliki sedikit dan- terkesan- itu-itu saja. Maka dari itu saya menggiatkan diri
untuk membaca-baca buku baik itu novel, biografi, ilmu pengetahuan dll. Karena
saya bukan tipe orang yang setiap buku saya baca, saya hanya membaca buku-buku
yang saya minat saja untuk dibaca jadi dalam proses mencari buku itu akan
memakan waktu yang –lumayan- lama untuk memilih buku yang akan dijadikan bahan
bacaan
Saya pernah bilang kepada salah
satu temen saya –Sevty- kalau saya ini sekarang sedang buat blog tapi saya
masih bingung mau nulis apa dan saya tidak mempunyai keterampilan lebih dalam
menulis tapi disisi lain saya juga pingin –banget- untuk nulis di blog. Suatu
ketika –udah kayak cerita dongeng penghantar tidur- temen saya ini bilang ada
buku bagus untuk para penulis atau yang-baru-berniat- untuk menulis, isinya itu
kata-kata motivasi gitu dan sangat direkondasikan karena buku itu juga yang
mengubah pola pikir dia dalam menulis. Penasaran kan akhirnya saya minjem aja
bukunya dan setelah saya baca itu, BENER terbukti sangat luar biasa. Selama
saya membaca kata “ooohhh”, “ih ning enya
nya” itu selalu saya ucapkan dan saya pun menjadi termotivasi untuk terus
menulis terkhusus terus memposting tulisan di blog ini.
Bukunya karangan Mohammad Fauzil
Adhim yang menurut penuturan di bukunya beliau adalah penulis dari buku paling
fenomenal “Kupinang Engkau dengan Hamdalah” yang saya sendiri belum pernah baca
buku itu –kudet maklumkanlah- dan terkenal juga dengan tulisannya yang
inspiratif dan menggugah serta pilihan katanya yang menyentuh. Di produksi
tahun 2005 pada cetakan pertama dan tebal halamannya 165 halaman. Inilah dia penampakan dari bukunya
Mau tahu apa
isi dari bukunya?, oke saya akan sedikit share
isi dari buku ini yang –dari salah banyak kata-katanya- membuat saya
terperangah “nyalangap” karena takjub. Langsung saja karena saya terlalu
panjang berbasa-basi inilah dia review dari
buku “inspiring words for writers” cekidot...
...
”penulis yang berbakat gagal menemukan
banyak alasan untuk tidak memulai tulisannya.
Sedangkan orang-orang berbakat sukses selalu
menentukan energi setiap kali gagal”
Ya kata-kata ini tertulis di
halaman 17 dan –salah banyak- kata yang membuat saya kagum karena mempunyai
makna yang dalam. Saya jujur ketika awal-awal mempunyai niatan untuk menulis
selalu tidak ditindaklanjuti niat tersebut ke arah yang lebih serius, salah
satu alasannya karena “saya tidak bisa menulis”. Banyak sekali alasan-alasannya
yang akhirnya saya sendiri mengurungkan diri untuk menulis. Kata-kata ini
membuat saya –sekarang- untuk tidak ragu untuk menuis karena –seperti penuturan
diatas- orang yang berbakat sukses itu tidak banyak alasan untuk memulai
tulisannya dan selalu menentukan energi setiap kali gagal.
“seringkali yang membuat ujung pena TERHENTI menunangkan kata adalah
keinginan untuk melahirkan tulisan yang banyak DISANJUNG orang. Sementara yang
memecah kebuntuan adalah sikap apa
adanya dalam menuturkan kebenaran”
Pertama saya baca ini, jlebb,
saya banget ini. Setiap saya buat postingan di blog atau saya sedang menulis
sesuatu karangan, saya selalu ingin menghasilkan karya tulis yang bagus dan
berisi kata-kata yang membuat orang bilang wow dan memuji saya. Karena
ekspektasi yang terlalu tinggi dengan tidak diimbangi ilmu yang lebih
menjadikan saya sangat sulit sekali dalam menuntuaskan tulisan saya. Kalian
sudah baca postingan saya yang berjudul “siswa tingkat akhir” ? itu pada 2
paragraf awal saya membuatnya 2 hari 1 malam. Waktu yang cukup tidak wajar
untuk menghasilkan sebuah tulisan yang hanya 2 paragraf saja.
“GAGASAN yang baik sering tidak tersampaikan karena kita sibuk
memikirkan AWALAN. Padahal, awalan yang
baik adalah CETUSAN GAGASAN itu sendiri”
Ini tercermin –yang diatas-
ketika saya membuat 2 paragraf awal membutuhkan waktu kurang lebih 2 hari 1
malam. Paragraf awal emang sangat membingungkan, mau nulis apa dulu ya di awal
ketika topik atau isi sudah di dapatkan. Ternyata yang saya lakukan iitu tidaklah
benar. Langsung saja pada apa yang ingin disampaikan tidak usah ribet dan
memusingkan diri sendiri. Tulislah apa yang sudah terfikirkan sebelum kita
lupa.
“Tidak ada penghambat menulis
yang lebih besar kecuali KETAKUTAN DINILAI. Tidak ada pengendali yang lebih baik kecuali KETAKUTAN MENEBAR KEBATILAN”
Ini pun salah satu penghambat
saya –dulu- dalam menulis. Takut kalimat atau kata dari postingan ada yang
ngomentari karena salah atau tidak nyambung. Seperti yang saya katakan tadi
saya ingin menghasilkan karya tulis yang membuat orang tersanjung dengan
tulisan saya karena itu kerap kali saya memasukkan istilah-istilah yang saya
sendiri tidak terlalu memahaminya. Akhirnya bukannya menghasilkan tulisan yang
intelek tapi malah “sengklek”. Selagi kita tidak menebar kebohongan dalam
tulisan kita janganlah takut, tulislah apa yang kamu ingin tuliskan jangan
ditakutkan selain kamu tidak sedang menyebarkan tulisan kebohongan.
“Imam Bukhari melakukan istikharah setiap kali akan menuliskan hadis di
dalam shahih-nya yang terkenal. Imam Malik mengharuskan dirinya untuk mandi
setiap kali menyampaikan hadis. Ada pula yang menjaga kesucian dirinya setiap
kali menulis. Semua itu berpengaruh bukan pada pena, melainkan pada jiwa yang
menggoreskannya menjadi kata. Kata-kata yang memiliki ruh, pengaruhnya akan
senantiasa hidup melampaui zaman yang mampu dijalani oleh penulisnya. Boleh
jadi yang kita tulis sami. Tetapi kekuatan ruhiyah itulah yang membedakannya.
Wallahu a’lam bishawab”
Apa yang bisa kalian tangkap dari
kalimat diatas? Kalau saya .......... bingung. Sepertinya sih memang –ini menurut
saya ya- menulis itu tidak hanya soal kata, tapi jiwa dan hati pun perlu. Kita menulis
dengan jiwa yang sehat, hati yang bersih akan mempengaruhi kata yang akan kita
tuliskan. Ya simpelnya sih ketika kita mau menulis semua elemen harus
diperhatikan dan dipersiapkan matang-matang. Dimulali dari diri kita sampai
dengan alat-alat pendukung lainnya.
Sebuah goresan pena tajamnya bisa melebihi SERIBU PEDANG
Mengerikan sekali! Memang janganlah
kita bermain dengan kata, ketika fitnah yang berasal dari ujaran seseorang
dengan menggunakan kata lebih kejam dari pembunuhan, disini juga goresan pena
yang menghasilkan sebuah kata tajamnya bisa melebihi seribu pedang. Yang pasti
ketika kita bermain dengan kata, nyawalah yang akan menjadi taruhannya.
ORANG HEBAT menulis masalah
berat dengan bahasa sederhana. ORANG
YANG INGIN DISEBUT HEBAT menulis masalah
sederhana dengan bahasa yang berat.
ini yang dulu saya lakukan,
membuat pembahasan sederhana menjadi bahasan yang begitu serius karena
penggunaan kata yang rumit dan berat –karena pingin disanjung tadi itu-. Tapi kadang
sampai sekarang pun sifat itu masih tetep ada aja. Ya mungkin karena manusia
perlu penghargaan dan pujian untuk membuktikan eksistensinya jadi setiap kali
mau menghasilkan sebuah karya –misalnya- kita akan menganeh-anehkan karya itu
dengan harapan orang akan menyanjung dan memuji kita.
Penulis cerdas terampil membuat istilah untuk memudahkan
penjelasan. Sementara yang lain SUKA MENGGUNAKAN ISTILAH RUMIT untuk
memperpanjang penjelasan.
Nah ini nih, ini. saya kalau
nulis selalu ingin menyisipkan istilah-istilah glamour yang pada akhirnya
memperpanjang penjelasan dan alurnya malah bulak-balik nggak karuan. Kalau setiap
kali saya baca buku-buku gitu sering sekali saya temukan istilah-istilah yang
membuat tulisannya itu terkesan mewah dan saya juga pinginnya kayak gitu. Saya menyisipkan
istilah-istilah di tulisan saya agar tulisan saya terlihatnya mewah tetapi
malah sebaliknya.
PENULIS BESAR menuangkan kata karena membaca. Sementara mereka yang
MABUK ingin disebut penulis, MEMBACA BUKU KARENA MAU MENULIS
Kalian pasti udah baca dan tau
juga kan kenapa saya dipertemukan dengan buku ini. ya karena saya mau bikin
blog dan memposting tulisan jadi saya sekarang sering baca-baca buku untuk
memperkaya pembendaharaan kata saya. Saya sendiri sekarang mengusahakan untuk
mengalihkan tujuan saya membaca yang tadinya hanya untuk nulis menjadi suatu
kebutuhan untuk mendapatkan ilmu.
kalau engkau sendiri MALAS MEMBACA, bagaimana engkau menyuruh orang
lain RAKUS membaca tulisanmu?
Kalian pernah gak sih dapet
kiriman bc di bbm yang isinya informasi atau pemberitahuan dan ditulis dengan
sangat panjang lebar. Saya kalau dapet bc kayak gitu suka nggak saya baca
alasan bodohnya adalah malas karena tulisannya panjang. Begitupun buku, saya
gak terlalu suka dengan buku yang terlalu tebal dan sedikit atau tidak ada gambarnya.
Alasannya pun sama karena malas, diliatnya pun sudah membosankan. Tetapi lihat
sekarang, postingan saya kali ini saja lumayan pajang lebar dan saya berharap
banyak orang yang membaca setiap tulisan yang saya posting?
...
Ya mungkin itulah dia –yang saya
anggap- review dari buku inspiring words for writers. Ini bukan
lagi promosi buku ya saya sendiri bermaksud untuk berbagi ilmu yang saya
dapatkan dari buku ini. syukur-syukur setelah membaca postingan ini ada yang
termotivasi untuk mulai menulis. Saya sendiri prihatin ketika saya mendengar -dari
salah satu teman saya- bahwa minat baca orang Indonesia tergolong rendah bila
dibanding negara asia tenggara lainya dan buku yang dihasilkan tiap tahunnya
pun masih kalah banyak dengan negara Singapura dan Malaysia. Kedua negara itu pun
penjualan bukunya sangatlah besar walaupun penduduknya lebih sedikit dibanding
negara kita. Maka dari itu ayo kita gemar membaca dan menulis. Mari kita buka
jendela dunia dengan membaca dan memulai membuat dunia dengan menulis.
2 komentar
This post is a good start. I hope you continue to inspire readers to send more sustainable. and wait for the next post more exciting connoisseur of words
BalasHapusaammiin, thank youu aseevv
Hapus